Cerpen Dan Dongeng Isi Dan Sampul Arsitektur Nusantara Flip Book

Leo Migdal
-
cerpen dan dongeng isi dan sampul arsitektur nusantara flip book

Important AnnouncementPubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am. PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated! Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ARSITEKTUR NUSANTARA Komunitas Omah Aksara Bacaan untuk Anak Setingkat SD Kelas 1, 2, dan 3MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN ARSITEKTUR NUSANTARA Komunitas Omah Aksara Kementerian Pendidikan... PB Katalog Dalam Terbitan (KDT) 398.209 598 Aksara, Komunitas Omah AKS Arsitektur Nusantara/Komunitas Omah Aksara; a Djamari (Penyunting). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. viii; 64 hlm.; 21 cm.

ISBN: 978-602-437-309-2 CERITA RAKYAT-INDONESIA KESUSASTRAAN- ANAKSambutan Sikap hidup pragmatis pada sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa. Demikian halnya dengan budaya kekerasan dan anarkisme sosial turut memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Nilai kearifan lokal yang santun, ramah, saling menghormati, arif, bijaksana, dan religius seakan terkikis dan tereduksi gaya hidup instan dan modern. Masyarakat sangat mudah tersulut emosinya, pemarah, brutal, dan kasar tanpa mampu mengendalikan diri. Fenomena itu dapat menjadi representasi melemahnya karakter bangsa yang terkenal ramah, santun, toleran, serta berbudi pekerti luhur dan mulia. Sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat, situasi yang demikian itu jelas tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi masa depan bangsa yang cerdas cendekia, bijak bestari, terampil, berbudi pekerti luhur, berderajat...

Oleh karena itu, dibutuhkan paradigma pendidikan karakter bangsa yang tidak sekadar memburu kepentingan kognitif (pikir, nalar, dan logika), tetapi juga memperhatikan dan mengintegrasi persoalan moral dan keluhuran budi pekerti. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa... Penguatan pendidikan karakter bangsa dapat diwujudkan melalui pengoptimalan peran Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang memumpunkan ketersediaan bahan bacaan berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Bahan bacaan berkualitas itu dapat digali dari lanskap dan perubahan sosial masyarakat perdesaan dan perkotaan, kekayaan bahasa daerah, pelajaran penting dari tokoh- tokoh Indonesia, kuliner Indonesia, dan arsitektur tradisional Indonesia. Bahan bacaan yang digali dari sumber-sumber tersebut mengandung nilai-nilai karakter bangsa, seperti nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai iiiprestasi, bersahabat, cinta... Nilai-nilai karakter bangsa itu berkaitan erat dengan hajat hidup dan kehidupan manusia Indonesia yang tidak hanya mengejar kepentingan diri sendiri, tetapi juga berkaitan dengan keseimbangan alam semesta, kesejahteraan sosial masyarakat, dan ketakwaan kepada Tuhan...

Apabila jalinan ketiga hal itu terwujud secara harmonis, terlahirlah bangsa Indonesia yang beradab dan bermartabat mulia. Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Kepala Pusat Pembinaan, Kepala Bidang Pembelajaran, Kepala Subbidang Modul dan Bahan Ajar beserta staf, penulis buku, juri sayembara penulisan bahan bacaan Gerakan Literasi... Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi khalayak untuk menumbuhkan budaya literasi melalui program Gerakan Literasi Nasional dalam menghadapi era globalisasi, pasar bebas, dan keberagaman hidup manusia. Jakarta, Juli 2017 Salam kami, Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ivPengantar Sejak tahun 2016, Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melaksanakan kegiatan penyediaan buku bacaan. Ada tiga tujuan penting kegiatan ini, yaitu meningkatkan budaya literasi baca- tulis, mengingkatkan kemahiran berbahasa Indonesia, dan mengenalkan kebinekaan Indonesia kepada peserta didik di sekolah dan warga masyarakat Indonesia. Untuk tahun 2016, kegiatan penyediaan buku ini dilakukan dengan menulis ulang dan menerbitkan cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ditulis oleh sejumlah peneliti dan penyuluh bahasa di Badan Bahasa. Tulis-ulang dan penerbitan kembali buku-buku cerita rakyat ini melalui dua tahap penting. Pertama, penilaian kualitas bahasa dan cerita, penyuntingan, ilustrasi, dan pengatakan. Ini dilakukan oleh satu tim yang dibentuk oleh Badan Bahasa yang terdiri atas ahli bahasa, sastrawan, illustrator buku, dan tenaga pengatak.

Kedua, setelah selesai dinilai dan disunting, cerita rakyat tersebut disampaikan ke Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk dinilai kelaikannya sebagai bahan bacaan bagi siswa berdasarkan usia dan tingkat pendidikan. Dari dua tahap penilaian tersebut, didapatkan 165 buku cerita rakyat. Naskah siap cetak dari 165 buku yang disediakan tahun 2016 telah diserahkan ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk selanjutnya diharapkan bisa dicetak dan dibagikan ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Selain itu, 28 dari 165 buku cerita rakyat tersebut juga telah dipilih oleh Sekretariat Presiden, Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, untuk diterbitkan dalam Edisi Khusus Presiden dan dibagikan kepada siswa dan masyarakat pegiat literasi. vUntuk tahun 2017, penyediaan buku—dengan tiga tujuan di atas dilakukan melalui sayembara dengan mengundang para penulis dari berbagai latar belakang. Buku hasil sayembara tersebut adalah cerita rakyat, budaya kuliner, arsitektur tradisional, lanskap perubahan sosial masyarakat desa dan kota, serta tokoh lokal dan nasional.

Setelah melalui dua tahap penilaian, baik dari Badan Bahasa maupun dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, ada 117 buku yang layak digunakan sebagai bahan bacaan untuk peserta didik di sekolah dan di komunitas pegiat literasi. Jadi, total bacaan yang telah disediakan dalam tahun ini adalah 282 buku. Penyediaan buku yang mengusung tiga tujuan di atas diharapkan menjadi pemantik bagi anak sekolah, pegiat literasi, dan warga masyarakat untuk meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis dan kemahiran berbahasa Indonesia. Selain itu, dengan membaca buku ini, siswa dan pegiat literasi diharapkan mengenali dan mengapresiasi kebinekaan sebagai kekayaan kebudayaan bangsa kita yang perlu dan harus dirawat untuk kemajuan Indonesia. Selamat berliterasi baca-tulis! Jakarta, Desember 2017 Prof.

Dr. Gufran Ali Ibrahim, M.S. Kepala Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa viSekapur Sirih Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya buku cerita anak Arsitektur Nusantara. Dalam buku ini terdapat lima cerita. Tiap cerita ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak. Diharapkan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita-cerita ini dapat dipahami dan diamalkan oleh anak-anak.

Tabik, Juni 2017 Komunitas Omah Aksara viiDaftar Isi Sambutan .................................................................. iii Pengantar.................................................................. v Sekapur Sirih.............................................................. vii Daftar Isi................................................................... viii 1. Rumah Boli, Mbaru Niang.......................................

1 2. Persaudaraan Rumah-Rumah Nusantara................. 11 3. Pendopo Rumah Joglo............................................ 23 4. Asta Tinggi............................................................

32 5. Keluarga Baru....................................................... 39 6. Keluarga Laba-Laba dan Cecak Tua........................ 51 Biodata Penulis........................................................... 60 Biodata Penyunting.....................................................

63 Biodata Ilustrator...................................................... 64 viiiRumah Boli, Mbaru Niang Perkenalkan, namanya Agustinus Boli. Ia anak suku Wae Rebo. Nama panggilannya Boli. Ia tinggal bersama keluarganya di sebuah desa yang berada di tengah hutan Manggarai, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rumah yang didiaminya bernama Mbaru Niang, berbentuk kerucut dan tinggi seperti rumah adat Papua, Honai.

1Sebagai anak yang baik, sehari-hari Boli selalu membantu Ema1 berkebun dan berburu di hutan. Ia tak ingin Ema terlalu kelelahan. “Oi Boli, tolong ambilkan biji jagung di lentar. Ema mau menanam jagung di ladang,” pinta Ema sembari menyiapkan cangkul. “Ya, Ema,” ujar Boli sambil bergegas menaiki anak tangga dari halaman menuju lentar yang letaknya di lantai tiga rumahnya. Tak lama kemudian, dengan napas terengah-engah, Boli menyerahkan biji jagung yang diminta Ema.

“Terima kasih Boli.” “Sama-sama,” jawab Boli sembari menata napasnya. “Baru naik ke lantai tiga saja sudah kelelahan kamu, Boli,” ledek Ema. 1. Sebutan untuk Bapak di suku Wae Rebo. 2“Hehe,” jawab Boli malu. Tak mau diledek lagi, Boli balik mencecar Ema dengan banyak pertanyaan, “Ema, kenapa rumah kita banyak tingkatnya?

Bukan Boli membangkang Ema, namun rumah bertingkat sedikit merepotkan saat membantu Ema. Anehnya lagi, kenapa bentuknya kerucut?” “Ahahaha, Boli penasaran ya? Nanti Ema ceritakan sepulang dari ladang. Hari ini kamu di rumah saja membantu Ende.2” “Hmm. Iya Ema.” “Ema berangkat dulu,” pamit Ema sembari pergi membawa cangkul dan biji jagung. Malam harinya, Boli berkumpul bersama Ema dan Ende di lutur.

Boli menagih janji, “Ema tadi siang janji bercerita tentang rumah kita, tidak lupa kan?” 2. Sebutan untuk Ibu di suku Wae Rebo. 34“Oh, iya. Tadi pagi kamu bertanya apa ya?” sahut Ema. “Itu Ema, kenapa rumah kita banyak tingkatnya? Bentuknya juga kerucut?” sambung Boli mengingatkan Ema.

“Oh, iya, Ema baru ingat. Semua ada artinya, bentuk kerucut dan melingkar memiliki arti kebersamaan,“ kata Ema menjelaskan. “Boli, sekarang coba sebutkan dulu nama-nama ruang yang ada di rumah ini!” “Ehmmm. Ada lutur, lobo, lentar, lemparai dan rumah monyet,” terang Boli mencoba mengingat nama- nama ruangan di rumahnya. “Pintar,” sahut Ema mulai menjelaskan, “lantai pertama disebut lutur, artinya tenda, digunakan sebagai ruang berkumpul dengan keluarga. Seperti sekarang ini, paham?” 5“Paham, Ema,” kata Boli sambil menyeruput kopi panas khas suku Wae Rebo buatan Ende.

People Also Search

Important AnnouncementPubHTML5 Scheduled Server Maintenance On (GMT) Sunday, June 26th,

Important AnnouncementPubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am. PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated! Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ARSITEKTUR NUSANTARA Komunitas Omah Aksara Bacaan untuk Anak Setingkat SD Kelas 1, 2, dan 3MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN ARSITEKTUR NUSANTARA Komunit...

ISBN: 978-602-437-309-2 CERITA RAKYAT-INDONESIA KESUSASTRAAN- ANAKSambutan Sikap Hidup Pragmatis Pada

ISBN: 978-602-437-309-2 CERITA RAKYAT-INDONESIA KESUSASTRAAN- ANAKSambutan Sikap hidup pragmatis pada sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa. Demikian halnya dengan budaya kekerasan dan anarkisme sosial turut memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Nilai kearifan lokal yang santun, ramah, saling menghormati, arif, bijaks...

Oleh Karena Itu, Dibutuhkan Paradigma Pendidikan Karakter Bangsa Yang Tidak

Oleh karena itu, dibutuhkan paradigma pendidikan karakter bangsa yang tidak sekadar memburu kepentingan kognitif (pikir, nalar, dan logika), tetapi juga memperhatikan dan mengintegrasi persoalan moral dan keluhuran budi pekerti. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan ...

Apabila Jalinan Ketiga Hal Itu Terwujud Secara Harmonis, Terlahirlah Bangsa

Apabila jalinan ketiga hal itu terwujud secara harmonis, terlahirlah bangsa Indonesia yang beradab dan bermartabat mulia. Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Kepala Pusat Pembinaan, Kepala Bidang Pembelajaran, Kepala Subbidang Modul dan Bahan Ajar beserta staf, penulis buku, juri sayembara penulisan bahan bacaan Gerakan Literasi... Semoga bu...

Kepala Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa IvPengantar Sejak Tahun 2016,

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ivPengantar Sejak tahun 2016, Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melaksanakan kegiatan penyediaan buku bacaan. Ada tiga tujuan penting kegiatan ini, yaitu meningkatkan budaya literasi baca- tulis, mengingkatkan kemahiran berbahasa Indonesia, dan mengenalkan kebinekaan Indones...